Membangun Budaya Sadar Risiko di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Membangun Budaya Sadar Risiko di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Membangun Budaya Sadar Risiko di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Menjaga keberlangsungan, akuntabilitas, dan reputasi institusi

Budaya sadar risiko bukan sekadar kewajiban administratif, tetapi fondasi untuk menjaga keberlangsungan, akuntabilitas, dan reputasi institusi.” 

Latar Belakang

Dalam ekosistem pendidikan tinggi yang dinamis, risiko bisa muncul dari berbagai sisi: operasional, keuangan, kepatuhan, hingga reputasi. Satuan Pengawasan Internal (SPI) mendorong setiap unit kerja di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta membangun budaya sadar risiko agar tujuan strategis kampus tercapai secara efektif dan berintegritas. 

Lima Langkah Inti Manajemen Risiko

  1. Identifikasi Risiko
    Mengenali peristiwa/kejadian/faktor ketidakpastian yang berpotensi menghambat pencapaian tujuan. Tahap ini menyiapkan daftar risiko sesuai konteks proses bisnis tiap unit. 

  2. Evaluasi Risiko
    Menentukan prioritas risiko yang paling relevan dengan sasaran dan indikator kinerja, sehingga sumber daya mitigasi terfokus pada area krusial. 

  3. Pengukuran Risiko
    Menilai kemungkinan terjadinya (likelihood) dan besaran dampak (impact), lalu menghitung skor untuk menghasilkan level of risk beserta risk label yang seragam di seluruh unit. 

  4. Perlakuan Risiko (Risk Treatment)
    Menetapkan strategi mitigasi: Terima (Accept), Kurangi (Reduce), Hindari (Avoid), atau Bagikan (Share)—dipilih sesuai profil dan toleransi risiko unit. 

  5. Analisis Risiko
    Melakukan telaah yang sistematis atas akar masalah dan pola terjadinya risiko untuk memperkuat keputusan mitigasi dan pembelajaran institusional. 

Cara Menghidupkan Budaya Sadar Risiko di Unit Anda

  • Tetapkan tujuan & indikator yang jelas. Tujuan yang spesifik memudahkan identifikasi serta prioritisasi risiko.

  • Bangun daftar risiko per proses. Libatkan pimpinan, staf operasional, dan SPI untuk validasi.

  • Gunakan skala terstandar. Terapkan matriks likelihood–impact dan label risiko kampus untuk konsistensi pengukuran. 

  • Pilih strategi perlakuan yang tepat. Fokuskan upaya pada risiko berlevel tinggi dan menengah. 

  • Monitor & tinjau berkala. Update profil risiko saat ada perubahan kebijakan, proses, atau lingkungan eksternal.

  • Bangun komunikasi risiko. Laporkan temuan dan kemajuan mitigasi secara transparan lintas unit.

Tag :