Menyikapi 'Perubahan' di UIN Jakarta
Menyikapi 'Perubahan' di UIN Jakarta
Ciputat - Pada tanggal 12 Nopember lalu di salah satu surat kabar harian di ibukota, Republika, memuat sebuah artikel tentang diusulkannya dua UIN menjadi world class university (WCU) oleh Menteri Agama RI, Suryadarma Ali. Dua UIN tersebut adalah UIN Jakarta dan UIN Malang. changes Bagi UIN Jakarta, world class university bukanlah mimpi di siang bolong, sejak tahun 2008, setelah ditetapkan menjadi PK BLU oleh Kemenkeu, UIN Jakarta berbenah diri melakukan perubahan-perubahan dalam rangka mewujudkan mimpi tersebut. Perbaikan manajemen keuangan menjadi sasaran pertama UIN Jakarta, khususnya SPI dan Biro Perencana Keuangan UIN Jakarta. Termasuk pembenahan dan perbaikan adalah program remunerasi bagi pegawai hingga akhirnya remunerasi UIN Jakarta mendapat pengakuan dari Kemenkeu melalui KMK 379/2013. Remunerasi tentu berdampak positif bagi para pegawai karena remun adalah tambahan penghasilan. Namun, remun tentu menuntut 'perubahan' perilaku dan kinerja pegawai. Skema-skema 'perubahan' pun dilakukan UIN Jakarta, salah satunya dengan adanya kewajiban pegawai mengisi Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) yang kini sudah dapat diakses melalui www.lkp.uinjkt.ac.id Perubahan ke arah yang lebih baik adalah keniscayaan bagi UIN Jakarta, ujar Hamid Cebba, Kepala SPI UIN Jakarta. Menurutnya, cita-cita luhur pimpinan untuk menjadikan UIN sebagai world class university harus direalisasikan secara bertahap dan berkelanjutan, dan untuk itu perubahan-perubahan memang harus dilakukan. Ia kemudian mengutip sebuah buku dari Rhenald Kasali yang mengatakan bahwa dalam masa implementasi perubahan ini tentu UIN akan menemui beberapa tipe kelompok karyawan, tipe-tipe tersebut adalah: 1)      Early adapters, adalah orang-orang yang langsung menerima perubahan. 2)      Early Majority, adalah orang-orang yang mengakui perlunya perubahan tetapi tidak langsung menerimanya (hopeful). 3)      Undecided, adalah orang-orang yang menunggu kemana  arah angin bertiup (fence sutter). 4)      Late majority, adalah orang-orang yang cemas terhadap kondisi yang berkembang terutama pengaruh perubahan terhadap dirinya. 5)      Late adapters, adalah mereka yang terang-terangan  menolak perubahan (resisten). Dan kalangan resisten dipercaya akan  selalu ada dalam proses perubahan. Kelima tipikal kelompok ini pastilah ada sehingga hal tersebut sebaiknya dianggap sebagai tantangan bagi UIN dalam mewujudkan world class university. Insya Allah dengan komitmen kuat dari segenap sivitas akademika UIN Jakarta secara bertahap dan berkelanjutan program-program serta kegiatan UIN sebagaimana dalam Renstra UIN tetap akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya demi mewujudkan cita-cita mulia tersebut. (red)